# Aku Hanya Merindukanmu.


Seringkali muncul dalam lamunan, kadang aku terheran, sedang apa kau disana? Bukankah kita sudah lama tak berkisah bersama?.
Sekali-kali, namamu berkedip-kedip di benakku, sedikit menggoda, meminta perhatian. “Lihatlah aku...” begitu katamu.
Tanpa kusadari, seringkali aku menuliskan namamu, dimana saja; buku tulis, kursi kelas, dinding kamarku, dan beberapa tempat acak lainnya. Tentu saja kau tak tahu bagaimana konyolnya aku saat itu. Mungkin saja kau berpikir aku tak sepeduli itu padamu, atau bahkan bisa saja kau berpikir aku sudah tak peduli padamu.
Katamu mungkin, ada apa dengan diriku?. 
Tak ingin kuceritakan betapa aku mencintaimu, atau aku menginginkanmu. Karena tak seperti itu yang sebenarnya. Tak bisa kukatakan seperti itu bukan karena aku mengingkarinya, hanya belum kumengerti inginku yang sebenarnya. Dan aku mengakui satu hal terpayah dalam diriku; aku tak berani mencintai.
Satu hal yang lebih kucemaskan adalah, tak semasapun aku pernah merelakan hatiku dimiliki oleh orang lain. Hatiku selalu milikku, siang atau malam, panas- dingin, hujan badai, bahkan saat aku sudah merasa mulai terkesan pada seseorang; termasuk kamu  di dalamnya tentu saja. Aku masih belum mampu merelakan hatiku untuk terjatuh.
Jadi untuk hari ini, kukatakan padamu; aku hanya merindukanmu. 
Entah dalam bentuk apa. Karena tak ada alasan lain yang bisa kukatakan padamu. 

Komentar

Postingan Populer