A New World. New Me :)
its a random post, terutama post guwe, karena guwe akan berbicara sesuatu yang unusual.
love
terutama love yang real
karena guwe akan bercerita tentangmy love story *pas ngetik ini guwe agak merinding sumpah!!*
baru beberapa hari yang lalu, guwe ganti casing.
ya ga berarti guwe handphone juga yang musti ganti casing, guwe punya pengalaman baru dalam hidup guwe yang cenderung flat ini.
well, yeah. guwe dengan sangat biasa smsan sama si ***a** atau si PHP. ya, lalu guwe mulai merasa kalau hubungan kita ga menyenangkan, terutama bagi guwe, karena rasanya selalu sama, guwe lari di lintasan marmut. begitu... terus sampe kiamat, ga maju-maju, bahkan mundur pun enggak. lalu dengan mengumpulkan sejuta keberanian yang entah nemu darimana, guwe meng-sms dia, kenapa dia baik sama guwe, kenapa sekarang guwe jadi aneh, dan ujung-ujungnya, semua juga tahu, guwe bertanya sama dia, gimana kalo guwe suka dia??
dan ya, sebenernya guwe tahu jawaban dia bakal kaya gitu.
we're just friend. good friend.
oke fine.
guwe terdiam sesaat. lalu berpikir, lalu diem lagi,
apakah guwe perlu nangis? lalu guwe harus message apa lagi sama dia?
lalu, setelah beberapa menit berlalu sms diantara kita berakhir, dengan 1 pesan terakhir dari dia : maaf...
satu hal yang sepertinya belum dia ketahui secara baik adalah gwe suka sama dia bukan baru beberapa saat yang lalu. tapi beberapa tahun yang lalu. alias gue suka dia dalam rentang waktu yang lama, dan membuat teman gue sampe geleng-geleng kepala ga ngerti, koq gue bisa memendam perasaan selama itu? dan gue juga ga begitu mengerti kenapa. mungkin kalau orangnya bukan dia, ga bakalan serumit itu jadinya. hanya saja, karena orangnya dia, rasanya semua jadi kompleks dan memusingkan.
gue adalah tipikal cewek yang bisa jatuh cinta dengan siapapun, teman sekelas, teman seangkatan, teman se-klub, teman bermain dan belajar, teman baru nemu, temannya teman, bahkan orang asing sekalipun. gue bisa jatuh cinta sama yang lebih tua, yang lebih muda, yang seumuran, bahkan sama bapak-bapak pun pernah.
tapi untuk yang satu ini, entah kenapa gue ga mau mengaku bahwa gue mungkin bisa dikatakan terlalu terpaku sama dia, entah karena apa alasan di balik itu.
jatuh cinta sama dia itu seperti kembang api di musim panas, seperti menunggu ibu pulang dari pasar, menunggu rapor saat SD dibagikan, dan begitulah. rasa suka itu menjelma menjadi bermacam bentuk, gambar, tulisan, cerita, puisi, -kecuali lagu- karena guwe ga paham untuk yang satu ini. untuk diri gue sendiri, mencintainya adalah bagian dari proses kreatif gue, mungkin karena gue juga ga pernah sekalipun cerita sama orang kalau gue suka sama dia, jadi rasa suka itu pure milik gue, dari gue, dan kembali ke gue. *uda Kaya Koperasi ajeh*
dan ternyata, sekalipun gue ditolak, ternyata rasanya ga sesakit itu.
sesaat gue bingung, koq bisa yah? padahal rasanya gue sangat menyukai dirinya.
salah satu teman gue yang gue ceritain kebingungan gue lalu menjawab dengan ringan :
"karena kamu udah lelah duluan".
gue diem, 3 tahun buat memendam perasaan itu memang melelahkan, dan terutama dikasih harapan yang teman gue yang satu lagi bilang, " itu tuh kayak ngasih bantuan tali sama orang yang tenggelam ke dalam sumur, talinya ada, tapi gada yang ngangkat dia ke atas". memang melelahkan, karena kita tak tahu apa yang sebenarnya ada di benaknya, apakah itu pure care, or just be good.
kalau gue pikirin lagi, rasanya dia itu jahat banget, ngasih harapan kosong sama gue sampe selama itu.
tapi gue pikir lagi, gue lebih jahat sama diri gue sendiri yang karena takut sakit, lalu nggak berani bicara apapun.
mungkin iya dia jahat. tapi jahatnya dia adalah sikap baiknya yang berlebihan dan membuat gue salah paham, yang tanpa gue sadari bahwa itu memang yang gue harapkan dari dia.
lalu bagaimanapun jadinya. ternyata mengatakan rasa suka, nggak akan membuat proses melupakan menjadi lebih cepat. hanya saja terasa lebih mudah dan ringan aja. gue sudah lega dengan hal ini, dan merasa bersyukur dalam hal ini, gue sudah melangkah menjadi lebih berani.
dan buat kamu,
terima kasih banyak ya... :)
love
terutama love yang real
karena guwe akan bercerita tentang
baru beberapa hari yang lalu, guwe ganti casing.
ya ga berarti guwe handphone juga yang musti ganti casing, guwe punya pengalaman baru dalam hidup guwe yang cenderung flat ini.
well, yeah. guwe dengan sangat biasa smsan sama si ***a** atau si PHP. ya, lalu guwe mulai merasa kalau hubungan kita ga menyenangkan, terutama bagi guwe, karena rasanya selalu sama, guwe lari di lintasan marmut. begitu... terus sampe kiamat, ga maju-maju, bahkan mundur pun enggak. lalu dengan mengumpulkan sejuta keberanian yang entah nemu darimana, guwe meng-sms dia, kenapa dia baik sama guwe, kenapa sekarang guwe jadi aneh, dan ujung-ujungnya, semua juga tahu, guwe bertanya sama dia, gimana kalo guwe suka dia??
dan ya, sebenernya guwe tahu jawaban dia bakal kaya gitu.
we're just friend. good friend.
oke fine.
guwe terdiam sesaat. lalu berpikir, lalu diem lagi,
apakah guwe perlu nangis? lalu guwe harus message apa lagi sama dia?
lalu, setelah beberapa menit berlalu sms diantara kita berakhir, dengan 1 pesan terakhir dari dia : maaf...
satu hal yang sepertinya belum dia ketahui secara baik adalah gwe suka sama dia bukan baru beberapa saat yang lalu. tapi beberapa tahun yang lalu. alias gue suka dia dalam rentang waktu yang lama, dan membuat teman gue sampe geleng-geleng kepala ga ngerti, koq gue bisa memendam perasaan selama itu? dan gue juga ga begitu mengerti kenapa. mungkin kalau orangnya bukan dia, ga bakalan serumit itu jadinya. hanya saja, karena orangnya dia, rasanya semua jadi kompleks dan memusingkan.
gue adalah tipikal cewek yang bisa jatuh cinta dengan siapapun, teman sekelas, teman seangkatan, teman se-klub, teman bermain dan belajar, teman baru nemu, temannya teman, bahkan orang asing sekalipun. gue bisa jatuh cinta sama yang lebih tua, yang lebih muda, yang seumuran, bahkan sama bapak-bapak pun pernah.
tapi untuk yang satu ini, entah kenapa gue ga mau mengaku bahwa gue mungkin bisa dikatakan terlalu terpaku sama dia, entah karena apa alasan di balik itu.
jatuh cinta sama dia itu seperti kembang api di musim panas, seperti menunggu ibu pulang dari pasar, menunggu rapor saat SD dibagikan, dan begitulah. rasa suka itu menjelma menjadi bermacam bentuk, gambar, tulisan, cerita, puisi, -kecuali lagu- karena guwe ga paham untuk yang satu ini. untuk diri gue sendiri, mencintainya adalah bagian dari proses kreatif gue, mungkin karena gue juga ga pernah sekalipun cerita sama orang kalau gue suka sama dia, jadi rasa suka itu pure milik gue, dari gue, dan kembali ke gue. *uda Kaya Koperasi ajeh*
dan ternyata, sekalipun gue ditolak, ternyata rasanya ga sesakit itu.
sesaat gue bingung, koq bisa yah? padahal rasanya gue sangat menyukai dirinya.
salah satu teman gue yang gue ceritain kebingungan gue lalu menjawab dengan ringan :
"karena kamu udah lelah duluan".
gue diem, 3 tahun buat memendam perasaan itu memang melelahkan, dan terutama dikasih harapan
kalau gue pikirin lagi, rasanya dia itu jahat banget, ngasih harapan kosong sama gue sampe selama itu.
tapi gue pikir lagi, gue lebih jahat sama diri gue sendiri yang karena takut sakit, lalu nggak berani bicara apapun.
mungkin iya dia jahat. tapi jahatnya dia adalah sikap baiknya yang berlebihan dan membuat gue salah paham, yang tanpa gue sadari bahwa itu memang yang gue harapkan dari dia.
lalu bagaimanapun jadinya. ternyata mengatakan rasa suka, nggak akan membuat proses melupakan menjadi lebih cepat. hanya saja terasa lebih mudah dan ringan aja. gue sudah lega dengan hal ini, dan merasa bersyukur dalam hal ini, gue sudah melangkah menjadi lebih berani.
dan buat kamu,
terima kasih banyak ya... :)
Komentar
Posting Komentar