Buku Baru Aroma Kayu, dan Kamu

credit : pexel.com


 Tahu kan aroma buku baru lepas dari percetakan? aroma olahan kayu masih segar

bercampur wangi lem kertas?.

Wanginya menawarkan kenyamanan. Seperti membuat satu ruangan gelembung sendiri tanpa interupsi orang lain. Disediakannya sofa nyaman dengan cushion lembut untuk kamu peluk. Kamu boleh kuasai ruangannya untukmu sendiri. Kamu bahkan boleh tidur di sofanya

tak ada yang melarangmu.

Aroma itu juga akan menempel pada toko buku yang banyak menjual buku baru. Itu sebabnya pula aku suka sekali mengunjungi toko buku. Karena aromanya yang aku kenal

dan menawarkan kenyamanan tanpa syarat.

Aroma itu akan menamparmu dengan keras. Terutama pula disebabkan karena masa lalumu terlalu banyak melibatkan aroma buku didalamnya.

Kamu merindukannya saat baru membuka halaman pertama buku yang baru saja kau beli.

Kamu membenci dirimu karena terlalu merindukan orang itu saat kamu baru saja bertemu

konflik di buku barumu.

Kamu menutup wajahmu dengan buku itu saat kepalamu tidak bisa diajak menikmati buku barumu. Dan hatimu terus saja bolak balik membahas manusia yang sama.

Jadi kamu kelelahan, menyerah dan memilih menghela nafas.

Aroma yang kamu hirup adalah kayu dan lem kertas.

Dan itulah yang membuatmu selalu ingat kepadanya.

Kemudian membuat kepalamu yakin kalau kamu dan dia saling terkait karena buku-buku itu.

Tidak.

Bukan itu tentu saja. Awan-awan merah muda di kepalamu itu dan kupu-kupu liar yang beterbangan dalam perutmulah penyebab utamanya. Mereka membuatmu tak bisa berpikir lurus. Semua membelot sesukanya, sesuka hati yang susah sekali diberitahu.

Kamu mungkin lupa kalau pertemuanmu dengannya tidak sedramatis itu, dan hubunganmu

juga tidak sedalam itu sampai kamu harus terus menerus bergumul dengan khayalanmu.

Ya! Itu benar, itu adalah ilusi yang kamu ciptakan sendiri.

Itu akan membuatmu selamanya tinggal dalam halusinasi yang kamu adakah sendiri secara

pribadi. Pesta meriah besar-besaran dalam kepalamu dan tak seorangpun kamu ajak.

Karena itu hanyalah isi kepalamu saja, tak ada dalam kenyataan hingga kamu harus banyak berdiam sendiri agar semakin meyakini apa yang sudah terjadi dalam imajinasimu.

Padahal sesungguhnya hidup ya sebegitu saja kejadiannya. Dia mungkin memang pernah melihatmu sebagai makhluk indah. Tapi toh masih banyak lagi makhluk tuhan lainnya yang

bukan hanya diciptakan indah saja tapi juga bersedia diajak berkomunikasi dan berinteraksi.

Kamu agak membingungkan baginya karena kamu sudah cukup merasa bahagia karena telah disapa olehnya waktu kalian tak sengaja bertemu di tempat sewa komik. Kalian

bahkan tidak mengobrol apapun, hanya tak sengaja saling tatap kemudian dia bertanya “Eh

kamu kemana aja baru kelihatan?”. Kemudian kamu tak menjawab apapun dan hanya mampu tertawa. Saking kamu tegang dan panik tak bisa sepatah pun kata meluncur dari tenggorokanmu yang mendadak seret itu sehingga kamu hanya sanggup tertawa itupun fals.

Namun sepulang dari bertemu itu hari-harimu mendadak jungkir balik, hebat sekali. Tiba-tiba saja harimu menjadi warna merah muda, dan kamu agak yakin kalau melihat update story dirinya adalah tentang kamu.

Kamu lupa sama sekali bahwa bagian paling penting -jika kamu hendak membangun satu

hubungan adalah komunikasi efektif atau setidaknya cobalah berinteraksi. Kamu terlalu lelah berdebat dengan isi kepalamu saja sampai-sampai untuk menyapa saja kamu tidak sanggup. Apalagi untuk diajak pergi menonton adu layangan. Pernah hal itu terjadi dan kamu akhirnya hanya sibuk membuat skenario-skenario dahsyat dalam kepalamu.

Bagaimana kalau begini, bagaimana kalau begitu, bagaimana kalau kejadian ini, bagaimana

caraku bernafas?.

Wah.

Pada akhirnya tidak ada apapun yang terjadi karena memang kamu bilang tak bisa. Padahal

kamu bisa.

Komentar

Postingan Populer