Setiap Tempat Punya Cerita [Ayu Gina Utari]


Judul : Kisah Tentangmu



“Kalau memang dia orangnya, sejauh apapun kamu pergi, kamu pasti akan kembali padanya”.

Kalimatnya yang selalu aku ingat. Sekaligus pengingat, dan mengingatkanku, sebanyak apapun aku terjerat kisah baru, namanya selalu kembali berkedip-kedip di kepalaku, memaksaku untuk kembali. Lagi. Memutar kembali memori tentangnya.

Meski hanya sesaat dia memberikan banyak kesan berarti untukku; aku manusia yang galaunya sudah sangat kebangetan, dan sering merusak perasaan anak orang. Dia mendadak muncul menjadi sosok penting dalm hari-hariku, kisahnya selalu kutunggu, terutama, sesungguhnya yang aku nantikan adalah dia, yang sedang tersenyum sambil menatapku, dan berkisah tentang banyak hal.

Nampak sederhana sekali, apa yang terjadi pada kami, aku merasa nyaman menemukan sosok manusia seperti seorang kakak, dan aku merasa bahagia dengan itu. Walau ternyata yang terjadi di dalam hatiku tak sesederhana itu. Rumit!. Sampai aku sendiri kebingungan menghadapi bermacam pertanyaan bertubi-tubi dari diriku, untuk diriku sendiri. Bagaimana hatiku, kemanakah hati ini tertuju? Apa yang aku inginkan darinya? Apa yang membuatku harus teringat selalu pada sosoknya?.

Betapa aku sangat berterima kasih padanya yang telah memberikan banyak kenangan menyenangkan dalam waktu singkat. Memberiku banyak kebahagiaan dan kisah untuk dikenang dengan mengulum senyum.
Gunung Tangkubanparahu, yang terletak di antara bandung dan subang, adalah tempat yang aku kunjungi, dan dia berada disana. Udara dingin, aroma belerang yang menyusupi hidung, pemandangan memanjakan mata, dan dirinya dengan senyumannya yang hangat.

Harusnya itu sempurna.

Namun, sebanyak apapun aku berharap lebih padanya maka akan seribu mangkuk kekecewaan yang harus aku telan. Tempat itu seakan menjadi titik balik, dan menjadi lonceng menara Big Ben yang berdentang di kepalaku berulang kali, sampai rasanya hendak memecahkan gendang telinga. Dia telah memilih. Gadis itulah pilihannya, bukan aku.

Hancur.

Sakit?

Tentu saja.

Tapi sebelum hari itu terjadi, aku sedikit mengerti, dia takkan memilihku.

Cukuplah aku menjadi Aku di matanya.

Dan dia, cukuplah menjadi satu kenangan manis untuk ku kenang nantinya sebagai sosok menyenangkan yang pernah melintas, berdiam, menggelitik, mengganggu dalam hatiku dan tanpa kusadari, -Jatuh hati, pada sosok itu.

kalimat keramatnya tetap kupegang teguh, sampai nanti tiba saatnya aku berhenti dalam pencarian ini, dan kembali pada tempat dimana seharusnya aku berada dan berlindung, untuk selamanya.

Dan kamu, terima kasih untuk segalanya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer